Sugianto Sulaeman – Pembina

Insan Teratai
Juni 3, 2011
 Views

Semangat Pantang Menyerah

Pertama kali bertemu Pak Sugi, orang tidak akan menyangka pengacara kelahiran 29 Juni 1962 adalah orang mempunyai keterbatasan. Beliau sangat bersemangat dalam berbicara dan menguasai bidang yang dikerjakan, hal ini dikarenakan latar belakang akademis yang beliau miliki yaitu lulusan Fakultas Hukum Univesitas Tarumanagara, Jakarta tahun 1988 dilanjutkan dengan berbagai kursus yaitu kursus Advokad dari Asosiasi Advokad Indonesia tahun 1996, kursus Legal English dari Universitas Indonesia, Jakarta tahun 2000 dan kursus Corporate Law dari Jakarta Law Education, Jakarta tahun 2000. Saat ini beliau bertugas sebagai Advokat pada Kantor Hukum KUSALA NITISENA.

Bila kita dengar flasback kisah beliau ketika terkena virus mematikan yang menyebabkan kebutaan tepat ketika beliau menyelesaikan kuliah. Peran Ibu yang luar biasa dengan penuh cinta kasih tak terbatas mengupayakan kesembuhan beliau meskipun harus berobat sampai jauh ke negeri China dan diiringi doa yang tak henti-hentinya yang selalu dilatunkan dengan tulus ikhlas memohon kesembuhan beliau sampai saat ini. Keikhlasan dan cinta kasih Ibundanya-lah yang menyebabkan Pak Sugi menjadi pribadi yang tegar dan menerima kekurangannya sebagai bagian dari takdir yang selalu harus beliau jalani dengan penuh keikhlasan tanpa rasa minder dan menarik diri dari lingkungan masyarakat.

Untuk membangun kepercayaan orang Pak Sugi memulainya dengan memberi bantuan hukum secara cuma-cuma kepada golongan masyarakat kelas bawah yang membutuhkan bantuan. Sedikit demi sedikit Pak Sugi bangkit dan menjadi bagian dari berbagai organisasi profesi, sosial dan keagamaan yaitu Anggota Pos Bantuan Hukum (Pos Bakum) Jakarta Pusat tahun 1996, Kepala Bidang Pidana Pos Bakum Jakarta Pusat tahun 1997, Pelaksana Harian Koordinator Pos Bakum Jakarta Pusat tahun 1998 s/d 1999, Anggota Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (IPHI) Jakarta Pusat tahun 1997, Seketaris DPC IPHI Jakarta Pusat tahun 1998 s/d 2000, Anggota Serikat Pengacara Indonesia (SPI) DKI Jakarta tahun 2000, Wakil Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri DPP SPI tahun 2000 s/d sekarang, Ketua Hukum DPP MBI Dalam Menghadapi Departemen Agama cq Dirjen Bimas Hindu dan Buddha Sehubungan Dengan Kasus di Larangnya MBI Dalam Melaksanakan Kegiatan Keagamaan tahun 1997, Kuasa Hukum DPP MBI Dalam Pencalonan Anggota MPR Utusan Golongan Agama Buddha tahun 1999, dan Ketua Lembaga Hukum MBI tahun 2003.

Pertemanan antara Pak Sugi dan Mami Ay Siang sudah terjalin sejak lama. Pak Sugi menjadi donatur untuk anak asuh di Vihara Dharma Bhakti yang dikelola Mami Ay Siang bahkan Pak Sugi mengenal program anak asuh kepada teman-teman beliau yang lain. Kemajuan Program anak asuh membuat mereka bermimpi untuk mendirikan sekolah. Dengan mimpi besar inilah mereka membangun sekolah untuk anak-anak bangsa melalui pendirian Sekolah Insan Teratai.

Satu pemikiran yang mendalam yang membuat Mami Ay Siang dan teman-teman yang lainnya sangat bersemangat dalam pendirian Sekolah Insan Teratai adalah harapan bahwa semua anak-anak bangsa akan memiliki semangat Pak Sugi dalam menjalankan kehidupannya. Segala keterbatasan Pak Sugi tidak menghambat beliau dalam menjalankan profesinya dengan baik bahkan dapat mengikuti pendidikan lanjutan yang membantu karir sebagai pengacara dalam berkiprah di masyarakat. Pendidikan adalah hal yang utama yang dapat mengubah kehidupan seseorang, bila Pak Sugi dengan segala keterbatasan saja bisa menjadi “seseorang “ yang luar biasa. Maka dengan Pak Sugi juga berharaf anak-anak bangsa memiliki pendidikan yang tinggi dan dapat meraih cita-cita mereka dan memiliki masa depan yang cerah yang dapat merubah potret negara kita ke depan agar menjadi lebih baik.