Di Balik Ceritera Bermakna

Insan Teratai
Agustus 18, 2020
 Views

Kegiatan rutin yang dilakukan di sekolah Insan Teratai bisa dikatakan unik karena ada beberapa kegiatan tidak kita jumpai di sekolah lain. Di unit TK Insan Teratai misalnya, salah satu kegiatan yakni  story telling yang dilaksanakan setelah kegiatan duduk hening, memberikan dampak positif bagi anak-anak yang baru mengenal lingkungan sekolah. Setelah menikmati keheningan batin, dalam suasana batin yang tertata baik, anak-anak menyiapkan hati untuk mendengar ceritera-ceritera bermakna yang bisa memberikan daya imajinasi, dan bisa mengarahkan anak-anak untuk mencerna makna nilai dan norma yang ada dalam ceritera bisa memberikan dampak pada pola perilaku anak-anak.

Apakah story telling merupakan sesuatu yang baru di lingkungan pendidikan dan masyarakat umum? Secara sederhana, kebiasaan story telling tidak lebih dari budaya mendongeng yang dilakukan oleh orang tua di kampung pada tahun-tahun sebelumnya.  Sebuah cara yang dirasa biasa karena story telling tidak lebih dari cara mendongeng  yang pernah dihidupkan pada masa lampau. Jika dahulu, orang-orang tua sepertinya berkewajiban mendongeng kepada anak-anak sebelum tidur dan pada masyarakat modern ini, kegiatan mendongeng semakin hilang dari masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan.  Cara yang mereka lakukan ini sepertinya merupakan sebuah rutinitas semata sebagai pengantar tidur untuk anak-anaknya tetapi memberi dampak pada perkembangan kepribadian dan tentunya pada pola perilaku anak-anak. 

Orang tua yang mendongeng, tidak sekedar memilih cerita dan berusaha menceritakan dongeng itu tetapi para orang tua cukup selektif memilih dongeng yang memiliki makna dan memberikan pesan-pesan khusus pada anak-anak. Dongeng yang dituturkan oleh orang-orang tua sebelum menidurkan anak-anak mereka ternyata memberikan dampak yang luar biasa pada pola perilaku anak-anak. Ceritera bermakna dalam dongeng diresapi oleh anak-anak pada masa lampau dan mendapatkan proses pembatinan (internalisasi) saat anak-anak sudah mulai tidur. Anak-anak pada masa lampau  diberi bekal berupa dongeng sebelum lelap dalam tidur malam.    Dongeng telah mengantarkan tidur lelap anak-anak sambil melumat pesan-pesan bermakna yang mengandung  nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.  

Kehidupan zaman ini, kegiatan mendongeng terutama dalam keluarga sudah ditinggalkan orang tua karena alasan kesibukan dan juga pengaruh media. Orang tua yang hidup pada masyarakat perkotaan ini, kesibukan menjadi alasan utama untuk kemudian mengurangi perhatian terhadap anak-anak. Orang tua sibuk bekerja mencari nafkah dan anak-anak juga memiliki kesibukan tersendiri, yakni belajar dan sebagian besar waktunya dihabiskan untuk bermain game online, yang mungkin juga di luar kontrol orang tua. Karena itu pola perilaku anak-anak saat ini lebih dipengaruhi oleh permaian yang tidak edukatif.

Seberapa jauh perhatian sekolah terhadap pola penanaman nilai terhadap anak-anak melalui kegiatan “story telling?” Menurut Ibu Hema, kepala TK Insan Teratai bahwa kegiatan story telling memberikan dampak positif bagi anak-anak. Dengan mendengarkan cerita dari guru-guru, banyak anak bisa mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ceritera-ceritera bermakna yang dipilih merupakan cerita pilihan dan bernilai pedagogis yang berdampak pada kehidupan pribadi anak-anak maupun kehidupan kolektif di TK Insan Teratai.

Dengan bercerita, anak-anak bisa membangun imajinasi terutama tentang apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh penting dalam cerita. Berimajinasi merupakan sebuah keharusan yang perlu dihidupkan dalam ruang-ruang kelas karena tanpa berimajinasi, maka kegiatan berpikir anak-anak menjadi lemah. Kegiatan berimajinasi merupakan sebuah tuntutan dalam kehidupan akademik karena hanya dengan berimajinasi, anak-anak bisa menciptakan sesuatu yang baru.

Selain itu juga aspek afektif bisa berjalan secara baik karena dipengaruhi oleh perilaku empatik dari tokoh-tokoh dalam cerita. Anak-anak tidak hanya diajarkan kegiatan pengetahuan semata-mata tetapi juga ada perimbangan tentang perilaku hidup baik yang tetap dipertahankan sebagai sebuah karakter pribadi yang unik.

Pada tahun-tahun belakangan ini, guru-guru di sekolah mengambil peran, tidak hanya sebagai pendidik tetapi juga sebagai orang tua yang terus membangun ruang imajinasi dengan cara mendongeng. Kalau mendongeng pada masa lampau yang dilakukan oleh orang tua, biasa dilaksanakan sebelum tidur malam tetapi di sekolah Insan Teratai, khususnya TK Insan Teratai mulai mendongeng secara baru, saat setelah mereka mengalami keheningan dan dalam kebeningan batin, anak-anak sanggup menerima ceritera yang penuh makna yang bisa membangun imajinasi. Dalam imajinasi positif, anak-anak bisa menemukan hal baru sebagai bekal untuk hidup di kemudian hari. ****(Valery Kopong)